Lombok Barat – Pengurus baru Front Mahasiswa Lombok Barat (FM LOBAR) periode 2022-2023 resmi dilantik di aula kantor Bupati Kabupaten Lombok Barat, Minggu (6/11/22).
Pelantikan dihadiri oleh para anggota, pengurus, komite, dan alumni FM LOBAR, serta Diaspora Lobar bersama tamu undangan dari OKP lain.
Tema yang diusung dalam acara pelantikan ini, ‘FM LOBAR Sebagai Representasi Mahasiswa Lombok Barat, Menjaga Nilai Toleransi Antar Agama, dan Kelestarian Budaya’.
Muhammad Taufik, yang baru saja dilantik sebagai ketua umum periode 2022-2023 oleh Dewan Komite FM LOBAR menyampaikan komitmennya setelah acara pelantikan ke awak media.Taufik menegaskan sejalan dengan tema yang diusung, FM LOBAR akan tetap menjaga idealisme gerakan yang merangkul segenap mahasiswa di Lombok Barat serta berusaha untuk berkontribusi terhadap daerah.
“Ke depan tentu bagaimana FM LOBAR tetap berada di dalam konsistensi gerakan yang idealis, merangkul seluruh mahasiswa Lombok Barat, dan memberikan kontribusi terhadap daerah kabupaten Lombok Barat itu sendiri, baik kontribusinya bersifat pembangunan SDM melalui mahasiswa yang bergabung di FM LOBAR, dan juga melalui pemikiran gagasan dalam mengatur regulasi pemerintahan Kabupaten Lombok Barat” terang Taufik.
Taufik juga menambahkan harapannya bahwa FM LOBAR harus hadir tidak hanya untuk mahasiswa muslim, namun juga untuk mahasiswa yang beragama lain di kabupaten Lombok barat.
“Adapun juga yang menjadi harapan saya, supaya kita FM LOBAR mampu merangkul kalangan-kalangan yang non muslim, karena ini bukan organisasi yang hanya untuk umat islam saja, melainkan organisasi untuk semua mahasiswa yang berasal dari Lombok Barat. Oleh sebab itu, insyaAllah harapan-harapan ini kita akan realisasikan semampu kita di dalam kepengurusan ini.” Tambahnya.
Acara pelantikan FM LOBAR juga dimeriahkan oleh pentas musik dan atraksi seni budaya. Salah satunya dengan menghadirkan kelompok kesenian tradisi Sasak Gendang Beleq yang membuat acara pelantikan meriah dan memberi kesan gerakan Front Mahasiswa Lombok Barat tidak melupakan identitas budaya daerah. (WZD | RED)
Komentar