Tangerang Selatan – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan gelar Sarasehan Budaya dengan tema “Budaya Nusantara, Masyarakat Sejahtera” bersama puluhan komunitas dan pelaku budaya di Hotel Pranaya Beautique BSD, Seni (28/11/2022)
Kegiatan tersebut dibuka oleh Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie. Ia menyampaikan bahwa penguatan budaya sangat penting untuk pembangunan di kota Tangsel.
Selain Wali Kota Tangsel, turut hadir Ketua DPRD Kota Tangsel H. Abdul Rasyid dengan menyampaikan beberapa Perda tentang kebudayaan yang sudah dibuat oleh pihak legislatif Kota Tangsel.
Acara sarasehan budaya tersebut di gelar dalam dua sesi, dimana sesi pertama diisi oleh Dr. Restu Gunawan, M.Hum (Direktur PTLK Dirjenbud RI), H. Moch Ramli (DPRD Kota Tangsel) dan Kusein, S.Ag, MA, Ph.D sebagai narasumber.
Restu memaparkan pembahasan terkait program, strategi dan rencana aksi pihak kementerian berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan mulai dari tingkat pusat sampai tingkat daerah.
Saat berjalannya forum sarasehan sesi pertama sempat hangat. Hal tersebut karena terjadi suatu kritikan dari Kusein salah satu narasumber yang menganggap bahwa penafsiran tentang budaya selalu dipersempit dengan hanya sebatas kesenian saja.
“Budaya itu bukan hanya sebatas kesenian saja. Lebih daripada itu, budaya adalah suatu potensial yang dapat di aktualisasikan.” Kata Kusein.
“Karena budaya merupakan sebuah potensial, maka untuk dapat diaktualisasikan wajib hukumnya untuk memfasilitasi setiap budaya agar dapat menjadi modal dasar dari pembangunan nasional.” Tambah Kusein.
Kusein juga menganggap bahwa Perda yang dibuat oleh pihak legislatif belum mengakomodir seluruh unsur budaya yang hidup di Kota Tangsel.
“Perda yang sudah dibuat oleh pihak legislatif Kota Tangsel sampai saat ini baru ada Perda tentang Pelestarian Budaya Betawi saja, tentu hal tersebut perlu kita kaji kembali secara bersama karena Perda tersebut baru mengakomodir salah satu unsur budaya yang ada di Kota Tangsel.” Tutup Kusein
Dalam sarasehan sesi kedua, forum diisi oleh Drs. H. Ridwan Saidi, Uten Sutendy dan Luthfi Ratasapraja sebagi narasumber.
Forum sarahsehan sesi kedua tersebut, Uten Sutendy lebih menekankan kepada pembentukan karakter budaya Tangsel sangat ditentukan oleh keputusan, kebijaksanaan, dan ketegasan dari pihak pemerintahan.
“Tangsel sebagai Kota yang heterogen dalam memperkuat identitas karakter budayanya sangat memerlukan ketegasan dari pihak pemegang kekuasaan.” Kata Uten.
“Hal tersebut nantinya dapat dilihat mulai dari kebijakan pemberdayaan masyarakat tentang budaya, arsitektur bangunan dan pemberian nama jalan yang ada di Tangsel dengan menggunakan design kearifan lokal dan nama yang diambil dari akar sejarah kota tangsel itu sendiri.” Tutup Uten
Kegiatan Sarasehan ditutup oleh Deden Deni selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel. Beliau sangat mengapresiasi atas antusias dari para Komunitas dan Pelaku Budaya yang ikut serta dalam kegiatan tersebut.
“Saya ucapkan terima kasih kepada semuanya, Ini adalah pertama kalinya kita bisa berkumpul berdiskusi dan adu argumentasi dengan seru. Ini tentu merupakan masukan untuk kami dan dari sini berikutnya PPKD silahkan segera dilengkapi bahkan Perda juga. Jadi apapun itu mari kita bertemu kembali di pertemuan selanjutnya.” Tutup Deden. (DIK | RED)
Komentar