Pandeglang – Beredar viral di media diduga adanya prilaku pembohongan publik yang di lakukan oleh pihak SPBU 34.422.03 Labuan saat salah satu mesin pengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) rusak bukan memberikan solusi malah menempelkan pengumuman Habis.
Fikry Hidayat bersama anggota Gerakan Pemuda Mahasiswa Indonesia (GPMI) Pandeglang angkat bicara di sekertariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pandeglang tepatnya di Perum Griyaasri Desa Sodong Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.
Begini ungkap Fikry Hidayat kepada awak media, Kami sangat menyayangkan atas perilaku oknum pengelola SPBU 34.422.03 Labuan yang sudah melakukan pembohongan publik dengan menempelkan tulisan Habis pada mesin pompa polu 2, yaitu solar (Bio Solar) Bersubsidi padahal jelas Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis itu sangat dibutuhkan masyarakat pada umumnya petani dan nelayan yang memiliki kebutuhan untuk menunjang usahanya yang menggunakan mesin sebagai alat kerja yaitu Traktor dan Combat, Penggilingan Padi, Juga Kapal Kecil pencari ikan
Masih ungkapnya, Kami akan meminta kepada pihak pertamina untuk segera menutup SPBU 34.422.03 Labuan, “Kami melihat adanya dugaan prilaku tidak sehat, Tidak hanya itu kami juga menilai ini jelas melanggar konsistensi regulasi perdagangan Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi yang rentan di salah gunakan asas manfaatnya,
Tambahnya, Tentu kita semua tahu belakangan ini sudah terbukti adanya indikasi penimbunan dan penyalah gunaan BBM subsidi Jenis Bio solar yang di lakukan oleh belasan Oknum yang sudah di amankan oleh Aparat Penegak Hukum (APH) Polres Pandeglang Polda Banten.
Sementara itu, salah seorang staf SPBU Labuan, Ahmad Jumaludin, saat dikonfirmasi wartawan mengaku bahwa kelangkaan itu terjadi karena ada gangguan teknis mulai 17 Januari 2023 lalu.
“Untuk bahan bakar solar pihak kami belum bisa menjual dikarenakan terkendala pada perangkat router/server bermasalah, sehingga tidak terkoneksinya server digitalisasi dengan pompa polu 2, yaitu solar (bio solar),” jelas Ahmad Jumaludin yang ditemui di ruangannya, Minggu (22/2/23) malam.
Selain itu ia menjelaskan, akibat dari perangkat router/server yang bermasalah tersebut menyebabkan solar tidak bisa dikeluarkan.
“Jadi hal tersebut bisa mengakibatkan solar tidak bisa dikeluarkan dan hal ini sudah dikoordinasikan dengan pihak terkait dalam hal ini Pertamina dan Telkom digitalisasi, bisa dibuktikan dengan berita acara Digitalife kerusakan dari Telkom Pertamina,” ungkap Jumaludin.
Namun demikian Jumaludin menuturkan bahwa hal tersebut sedang dalam perbaikan.
“Terkait masalah itu sudah ditangani oleh pihak Pertamina digitalisasi (Telkom), dan pihak SPBU sudah membuat permohonan kepada pihak terkait agar segera bisa dioperasikan. Kami pihak SPBU hanya menunggu informasi dari pihak Pertamina digitalisasi terkait perbaikan tersebut,” pungkasnya.
Seperti di beritakan sebelumnya 2 Hari BIO SOLAR di SPBU Pertamina 34.422.03 Labuan Bertempelkan Keterangan Habis, Pengemudi Roda 4 Mengeluh.!, SB pengawas SPBU saat dikonfirmasi mengatakan bahwa bio solar tidak habis namun terkendala mesin rusak dan sedang dalam proses perbaikan.
“Untuk bio solar Masi banyak, dan kenapa berketerangan habis karena guna untuk mengelabuhi konsumen agar tidak memaksa membeli secara manual, adapun mesin rusak berawal dari pihak PLN Cabang Labuan yang sedang memperbaiki jalur tegangan listrik di depan SPBU kami sehingga menimbulkan kerusakan mesin,” paparnya. (BIRO PANDEGLANG)
Komentar