Mahasiswi UNS Ditemukan Meninggal Usai Lompat ke Bengawan Solo

Seorang mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo berinisial DSA ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di aliran Sungai Bengawan Solo, Rabu (2/7/2025), setelah dilaporkan melompat dari Jembatan Jurug sehari sebelumnya.

Peristiwa ini terjadi pada Senin siang (1/7/2025) sekitar pukul 12.00 WIB. Seorang pengemudi ojek online yang berada di lokasi menjadi saksi mata. Ia sempat melihat korban berdiri di atas pembatas jembatan dan mencoba membujuknya untuk tidak melompat. Namun, korban tetap terjun ke sungai yang arusnya cukup deras.

Menurut laporan Detik Jateng, di lokasi ditemukan sepeda motor Honda Beat berwarna merah-putih, tas berisi ponsel, alat pemotong (cutter), dan buku catatan kecil. Dalam buku tersebut tertulis permintaan maaf dan harapan agar keluarga serta pihak kampus tidak disalahkan atas keputusannya.

Korban merupakan mahasiswa aktif Program D4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) UNS angkatan 2021. Ia dikenal berprestasi dengan IPK 3,8 dan merupakan penerima beasiswa KIP Kuliah. Mengutip pernyataan resmi pihak kampus yang dimuat Harian Jogja, korban sudah menjalani layanan konseling sejak awal 2025 dan memiliki riwayat gangguan kesehatan mental.

Wakil Rektor Bidang Akademik UNS menyampaikan belasungkawa mendalam atas kepergian almarhumah dan menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak berkaitan dengan beban akademik.

Pencarian korban dilakukan selama hampir 24 jam oleh tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, dan sejumlah relawan. Jenazah akhirnya ditemukan pada Rabu siang (2/7) di sekitar Jembatan Ringroad, sekitar tiga kilometer dari lokasi awal korban melompat.

Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental di kalangan mahasiswa. Bila Anda atau orang terdekat mengalami tekanan emosional atau pikiran untuk menyakiti diri, bantuan profesional tersedia dan dapat diakses dengan mudah.

Layanan Bantuan Kesehatan Mental:

Halo Kemenkes RI – 1500-567
Layanan konseling dan informasi 24 jam dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk masyarakat yang membutuhkan dukungan psikologis atau menghadapi krisis mental.