Pendidikan

Warga Gembok SMAN 5 Bukittinggi, Protes Siswa Lokal Tak Lulus SPMB

8
Hari pertama tahun ajaran 2025-2026, Pintu utama SMAN 5 Bukittinggi digembok warga sebagai bentuk kekecewaan (dok: Erik/Berita Raya)

Kisruh penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2025 terjadi di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.

SMA Negeri 5 Bukittinggi di Kelurahan Garegeh digembok warga, Senin (14/7) pagi, saat hari pertama sekolah.

Aksi ini dipicu kekecewaan warga karena puluhan anak dari kawasan setempat tidak diterima di sekolah tersebut.

Akibat penggembokan, sejumlah siswa dan guru tertahan di luar pagar dan tidak bisa mengikuti aktivitas sekolah.

“Kami hanya menuntut hak anak kemenakan kami sesuai aturan zona,” ujar tokoh adat Sutan Rajo Bujang. Senin, 14 Juli 2025.

Menurutnya, 35 siswa dari Garegeh dan Koto Selayan tidak lulus meski rumah mereka dekat SMA Negeri 5.

Ia mengingatkan bahwa lahan sekolah adalah tanah ulayat yang dibuka atas kesepakatan dengan masyarakat adat.

“Dulu dijanjikan satu lokal untuk warga sekitar, tapi janji itu kini dilupakan,” tegasnya kepada wartawan.

Sutan menyebut aksi serupa pernah terjadi tahun 2017 akibat masalah yang sama tak kunjung diselesaikan.

Total 177 siswa dari berbagai kelurahan di Bukittinggi gagal masuk SMA meski tinggal dalam zona sekolah.

Warga menilai proses seleksi PPDB tahun ini tidak transparan dan merugikan anak-anak daerah setempat.

“Kalau tidak ada solusi, kami akan tutup seluruh SMA di Bukittinggi,” ancamnya mewakili Parik Paga Kurai.

Pihak Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar belum memberi keterangan resmi terkait persoalan ini hingga siang hari. (ERK)

Exit mobile version