Banjir meluas di Tangerang Selatan pada Senin (7/7/2025), dengan lebih dari 20 titik tergenang akibat hujan deras sejak pukul 15.47 WIB. Genangan air merendam permukiman warga, fasilitas umum, serta kawasan komersial, memicu kritik publik dan desakan evaluasi kebijakan tata kota.
Sorotan tajam datang dari Murdi Andaryono, Direktur Komunikasi dan Informasi Kornas Jokowi Milenial. Ia menyebut bahwa pemerintah kota gagal mengantisipasi persoalan mendasar yang berulang tiap tahun.
“Saya warga Tangerang Selatan yang sudah tidak percaya dengan Pemerintah Tangerang Selatan periode 2025–2030. Titik. No debat. No negosiasi,” ujarnya melalui media sosial.
Ia menambahkan, “Pemerintah Tangsel molor mulu, nggak jelas kerjanya apa? Pengangguran bertambah, PPDB sekolah banyak kecurangan, kawasan komersial banjir pulak.”
Rumah pribadi Murdi yang berada di kawasan Pondok Pucung, Pondok Aren, turut terdampak banjir. Wilayah tersebut disebutnya telah mengalami banjir berulang selama bertahun-tahun dan kini semakin parah.
Kritik juga disampaikan dari lembaga legislatif. Anggota DPRD Tangsel Fraksi PDIP, Syamsul Haryanto, menilai buruknya sistem drainase dan ketidakteraturan pengembangan kawasan sebagai penyebab utama.
“Ini sudah tidak bisa ditangani sendiri. Pemerintah harus duduk bersama pengembang membahas solusi konkret. Kalau tidak, banjir akan terus berulang dan makin parah,” ujarnya seperti dikutip dari TintaOtentik.co.
Data terakhir dari BPBD Tangsel per pukul 22.20 WIB mencatat sejumlah titik banjir dengan tinggi muka air (TMA) bervariasi antara 30 hingga 130 cm. Lokasi paling terdampak antara lain:
Kampung Masjid, Jombang – TMA: 130 cm
Perum Bintaro Indah RW 22, Jombang – TMA: 110 cm | ±200 KK terdampak
Griya Sudimara, Ciputat – TMA: ±70 cm | Kendaraan dan rumah terendam
Pasar Ceger, Bintaro – Kali meluap, aktivitas pedagang terganggu
Pondok Kacang Prima – Genangan meluas di area pemukiman
Pondok Pucung – Air masuk rumah warga
Gardenia Estate, Green Hills, Empang Sari – TMA: 50–90 cm

Selain itu, longsor terjadi di turap Perumahan Puri Pamulang, Bambu Apus, akibat hujan deras. Sebanyak 16 kepala keluarga terdampak dan sedang dalam penanganan BPBD.
Menurut Dian Wiryawan, Penata Operasional Kedaruratan Logistik BPBD Tangsel, penyebab utama banjir adalah intensitas hujan tinggi, meluapnya Kali Serua dan Kali Kedaung, serta sistem drainase yang tersumbat.
Peristiwa ini memperlihatkan bahwa banjir di Tangsel bukan sekadar bencana musiman, melainkan sinyal bahwa sistem kota tidak mampu merespons secara adaptif terhadap perubahan iklim dan pertumbuhan kawasan.