Tutup Iklan
BeritaNasional

Maraknya Kejadian Kecelakaan Moda Transportasi Darat, KNKT : Mayoritas Akibat Faktor Geometrik Jalan

78
×

Maraknya Kejadian Kecelakaan Moda Transportasi Darat, KNKT : Mayoritas Akibat Faktor Geometrik Jalan

Sebarkan artikel ini
Maraknya Kejadian Kecelakaan Moda Transportasi Darat, KNKT :  Mayoritas Akibat Faktor Geometrik Jalan

Beritaraya.id, Jakarta – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) turut berbela sungkawa atas tragedi kecelakaan yang terjadi khususnya dalam kurun waktu belakangan ini hingga merenggut korban jiwa atau luka-luka, selaku instansi yang bertugas melakukan pengawasan terhadap keselamatan transportasi KNKT terus berupaya keras menekan angka kecelakaan serta tingkat fatalitas agar semakin minim resiko kejadiannya.

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi berbagai kejadian, dapat ditarik benang merah bahwa sejumlah kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor manusia atau human error, faktor kendaraan, dan faktor lainnya.

Berita Ini Di Sponsorin Oleh :
Scroll Ke Bawah Untuk Lihat Konten

Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa mayoritas terjadinya kecelakaan yaitu akibat faktor geometrik jalan, hal ini meliputi tentang penampang melintang, penampang memanjang, maupun aspek lain yang berkaitan dengan bentuk fisik jalan.

Permasalahan terbesar di Indonesia adalah jalan yang bukan secara sengaja dibangun melainkan jalan yang terlebih dahulu sudah ada, kemudian karena adanya perkembangan zaman maka jalan tersebut diperlebar dan diperkeras agar menjadi bagus, sehingga jalan yang ada ini tercipta tanpa melalui tahapan-tahapan sesuai dengan kaidah-kaidah keselamatan jalan yang ditetapkan.

KNKT mengakui untuk membuat jalan yang sesuai dengan standar ketetapan membutuhkan biaya yang sangat besar karena harus membuat jalan baru seperti menghadirkan jalur melingkar. Namun apabila hal tersebut sulit dilakukan maka terdapat alternatif lain yang lebih mudah seperti diadakannya pemasangan rambu-rambu lalu lintas. Selain itu, jika perlu diberi tambahan tulisan berupa himbauan yang menginformasikan adanya bahaya jika melewati jalan tersebut.

“Meski kecelakaan memang tidak dapat kita hindari, setidaknya tingkat fatalitas dapat ditekan atau diminimalisir jumlahnya. Oleh sebab itu, rambu tanda bahaya di jalan harus jelas dipasangnya, pastikan terlihat jangan sampai tertutup pohon, tiang, atau apapun dan jika sudah tak terlihat atau rusak karena dimakan waktu, harus cepat-cepat segera digantikan dengan yang baru” jelas Soerjanto Tjahjono selaku ketua KNKT.

Mensiasati maraknya kasus kecelakaan saat ini, KNKT menghimbau kepada para pengemudi mengenai faktor manusia atau human error agar memperhatikan tiga prinsip utama selama melakukan perjalanan. Pertama, prinsip kejujuran. Kedua, prinsip kedisiplinan. Ketiga, prinsip keterampilan/kompetensi.

“Kalo keterampilan/kompetensi bisa dilatih, kedisiplinan bisa dikenakan sanksi, nah yang terutama dari yang utama ini yang paling susah adalah kejujuran, jika kondisi badan dirasa sudah lelah, jangan dipaksakan untuk terus mengemudi. Karena kita ketahui bersama bahwa kebiasaan pengemudi dalam kondisi ngantuk dan lelah, sangat berbahaya. Mereka lalu memilih untuk mengonsumsi minuman penambah tenaga dan tetap melanjutkan perjalanannya. Ini secara fisik terlihat bugar, namun secara psikis sudah lelah, sehingga tidak responsif. Jelas hal ini tidak baik dan berbahaya. Sebaiknya beristirahat saja. Jangan memaksakan diri untuk terus mengemudi” tekan Soerjanto.

Faktor penting lainnya yakni kesiapan kendaraan yang kerapkali terlupakan. KNKT menekankan kepada masyarakat bagi siapa pun yang hendak melakukan bepergian khususnya menggunakan kendaraan pribadi agar mengecek tekanan angin pada ban, kampas rem, penerangan lampu, dan lain-lain demi keselamatan bersama.