Beritaraya.id, Palembang– Buntut dari aksi walkout Fraksi PKS dalam rapat paripurna DPR RI (6/9/2022) yang lalu, ratusan kader dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Palembang suarakan aspirasinya menolak naiknya harga BBM bersubsidi di Depan Monumen Ampera (Monpera) Palembang Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Sabtu (10/9/2022).
Aksi ini dihadiri Ketua DPW PKS Sumsel Muhammad Toha, Ketua DPD PKS Kota Palembang H Baharudin, Anggota DPRD Provinsi Sumsel Fraksi PKS MGS Saiful Padli dan M Anwar Al Syadat serta anggota DPRD Kota Palembang Fraksi PKS Yulfa Cindosari, M Ridwan Saiman dan M Hibbani.
Ketua DPW PKS Provinsi Sumsel Muhammad Toha mengucapkan syukur karena para anggota DPRD Kabupaten Kota se-Sumsel, sudah menyampaikan sikapnya, menolak naiknya harga BBM bersubsidi di gedung DPRD Kabupaten Kota masing-masing.
“Kemarin Anggota DPRD Provinsi Sumsel Fraksi PKS juga menyatakan sikapnya dan hari ini DPD PKS se-Sumsel mengadakan hal yang sama seperti yang dilaksanakan DPD PKS Kota Palembang serentak se-Sumsel menyuarakan menolak naiknya harga BBM bersubsidi,” katanya.
Toha menyampaikam spanduk penolakan terhadap naiknya harga BBM bersubsidi sudah dipasang dimana-mana, artinya PKS ingin berdiri bersama rakyat untuk merasakan penderitaannya.
“Kita berharap agar kenaikan harga BBM bersubsidi itu dicabut karena berdampak kepada naiknya hal-hal lainnya seperti naiknya biaya transportasi, otomatis akan membuat bahan-bahan yang dibawa menggunakan transportasi diantaranya cabai, bawang dan bahan pokok lainnya,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua DPD PKS Kota Palembang Baharudin mengatakan bahwa saat ini rakyat kecil kembali berduka, karena kebijakan pemerintah yang menaikan harga BBM Bersubsidi (3/9/2022) yang lalu.
“Disaat masyarakat masih berjuang tertatih memulihkan kondisi perekonomiannya pasca dilanda pandemi covid-19, pemerintah kembali menaikkan harga BBM bersubsidi begitu saja,” kata Baharudin.
Baharudin menjelaskan dengan naiknya harga BBM, bukan sekedar naiknya biaya transportasi pribadi saja, tetapi juga akan berdampak hampir ke semua sektor perekonomian.
“Tentunya dengan hal ini akan memukul kehidupan masyarakat banyak, khusunya para pelaku usaha menengah dan kecil.yang akan mengakibatkan daya beli dan konsumsi masyarakat akan semakin melemah,” jelasnya. (BK | RED)