LUMAJANG, Beritaraya.id – Menekan angka korban bencana Gunungapi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang Jawa Timur seperti kejadian Awan Panas Guguran APG tahun 2021, PNPB, BPBD dan instansi terkait melakukan pemahaman kesiapsiagaan ketanggapan dan ketangguhan dengan harapan menjadi panduan hidup masyarakat di daerah rawan bencana. Selain kesiapan petugas dalam melakukan langkah penanganan pra dan pasca dari bencana yang terjadi.
Hal ini disampaikan Anggota Komisi Vlll DPR RI Umar Bashor dalam kegiatan bersama mitra kerjanya yaitu BNPB pada hari Kamis (02/11/2023) di Desa Supiturang Kecamatan Pronojiwo dan Desa Sumber Wuluh Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang Jawa Timur.
Kejadian yang menelan banyak korban meninggal dan kehilangan tempat tinggal dan lainnya menurut legislator PDI Perjuangan kurangnya antisipasi dan lemahnya pemahaman ketanggapan terhadap kebencanaan oleh masyarakat.
“Tingkat antisipasinya baik oleh aparat maupun masyarakat masih kurang, dan komandonya ada di aparat”, kata DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Timur IV yang meliputi Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember.
Pemasangan alat Early Warning System (EWR) yang dilakukan oleh BNPB seperti di daerah lokasi bencana Semeru di Desa Supiturang Kecamatan Pronojiwo dan Desa Sumber Wuluh Kecamatan Candipuro bagian dari kesiapsiagaan yang dilakukan pemerintah, tujuan bila terjadi peningkatan aktivitas Gunungapi masyarakat paham apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan diri.
Alat peringatan dini dari ancaman bencana alam itu akan terus ditingkatkan seiring dengan kebutuhan, dari itu setiap kesempatan dalam rapat dengan instansi terkait Umar Bashor akan menyampaikan kondisi ancaman dan kebutuhan menuju ketangguhan bencana yang harus diperhatikan
“Kita akan tingkatkan terus dengan mendorong pemerintah dari pusat, provensi dan kabupaten. Harapan yang harus dicapai membuat kesiapsiagaan yang benar-benar bisa menekan angka korban”, pungkasnya. (Emon)