Daerah

Padang Masuk Nominasi ASEAN ESC Award 2025 Berkat Inovasi Kelola Sampah

6
Warga menukar sampah di bank sampah sebagai bagian dari program ekonomi sirkular (dok: Diskominfo/Berita Raya)

Kota Padang resmi masuk nominasi ASEAN Environmentally Sustainable Cities (ESC) Award 2025 dan Certificate of Recognition (CoR) kategori Circular Economy. Penetapan ini diumumkan Selasa (1/7/2025), setelah Padang terpilih mewakili Indonesia berkat inovasi pengelolaan sampah yang dinilai berkelanjutan dan berdampak ekonomi.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang, Fadelan Fitra Masta, menjelaskan Padang berhasil mengembangkan berbagai program inovatif, termasuk bank sampah berbasis masyarakat yang bekerja sama dengan PT Pegadaian. Melalui program “Meng Emaskan Sampah” dan “Sampah Jadi Uang”, warga dapat menukar sampah daur ulang dengan emas, tabungan, atau uang tunai.

Program bank sampah ini tercatat berhasil mengalihkan sekitar 15 persen sampah harian dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan menciptakan nilai ekonomi mencapai Rp3,66 miliar.

Selain sampah anorganik, Padang juga mengelola sampah organik melalui budidaya maggot atau larva Black Soldier Fly (BSF). Fadelan menyebut pusat dekomposisi maggot pertama di kota itu diluncurkan pada 2024 dan kini mampu mengolah lebih dari 22 ton sisa makanan per hari menjadi pakan ternak.

“Dengan pendekatan ekonomi sirkular, Kota Padang berupaya mengurangi beban sampah sekaligus menciptakan nilai tambah bagi masyarakat,” ujar Fadelan.

Inovasi lain seperti program “Nabuang Sarok” yang bermitra dengan PT Semen Padang, mendorong masyarakat menyetorkan sampah plastik, sachet, hingga kain bekas untuk dijadikan bahan bakar alternatif (co-firing) pengganti batu bara.

Saat ini, Kota Padang juga tengah membangun fasilitas Refuse-Derived Fuel (RDF) di TPA Aie Dingin, dengan kapasitas pengolahan 200 ton sampah per hari. RDF ini akan mendukung kebutuhan energi PT Semen Padang sekaligus mengurangi ketergantungan pada batu bara.

Fadelan menyebut, Kota Padang menghasilkan sekitar 750 ton sampah per hari, di mana 75 persen masih dibuang ke TPA Aie Dingin. Diperkirakan, TPA tersebut akan penuh pada 2026 jika tidak dilakukan upaya pengurangan secara signifikan.

Sebagai solusi, Padang menerapkan prinsip ekonomi sirkular melalui Rencana Induk Pengelolaan Sampah 2024. Targetnya adalah mengurangi timbulan sampah sebesar 30 persen dan memastikan 70 persen sampah dikelola secara optimal.

Penguatan kelembagaan juga menjadi strategi penting. Pemerintah membentuk Lembaga Pengelola Sampah (LPS) hingga tingkat kelurahan, serta asosiasi penggiat maggot dan asosiasi bank sampah untuk meningkatkan kapasitas masyarakat.

Kolaborasi lintas sektor (pentahelix) melibatkan pelaku usaha, akademisi, komunitas, pemerintah, hingga media, dinilai berperan besar mendukung keberhasilan program ini.

Saat ini, Kota Padang masih menunggu hasil penilaian akhir ASEAN ESC Award 2025 yang akan diumumkan pada akhir tahun. Pemerintah daerah optimistis inovasi ini dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia.

Sumber: Diskominfo Kota Padang

Exit mobile version