Tutup Iklan
Nasional

Sekjen Kornas-Jokowi: Pihak Yang Tidak Terima Kemajuan PT KS, Mereka Antek Asing

149
×

Sekjen Kornas-Jokowi: Pihak Yang Tidak Terima Kemajuan PT KS, Mereka Antek Asing

Sebarkan artikel ini

JAKARTA, Berita Raya– Menyikapi Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas, Kornas-Jokowi salah satu pendukung Presiden Jokowi sejak tahun 2011 yang lalu menyampaikan bahwa Fernando Emas terlihat sentimen terhadap PT Krakatau Steel (KS).

Oleh sebab itu, Sekjen Kornas-Jokowi, Akhrom Saleh mengatakan siapapun itu yang tidak bisa menerima kemajuan Krakatau Steel artinya mereka adalah antek-antek asing.

Berita Ini Di Sponsorin Oleh :
Scroll Ke Bawah Untuk Lihat Konten

“Artinya mereka yang enggak mau lihat kemajuan Krakatau Steel adalah antek-antek asing yang tujuannya mau menghancurkan industri baja nasional, karena jika industri baja Indonesia kuat akan banyak negara lain yang tidak suka. Asing khawatir Indonesia menjadi bangsa yang mandiri. Asing ingin Industri nasional lemah, dan ini berbahaya bagi masa depan dan kepentingan nasional Indonesia,” ujar Akhrom dalam rilisnya yang diterima redaksi, Rabu (6/10/2021).

Selain itu sambung Akhrom, kenapa orang-orang seperti Fernando Emas dan yang lainnya baru sekarang ramainya, kenapa tidak sejak dulu saat KS selalu mengalami kerugian.

“Baru sekarang pada ribut, kenapa enggak dari dulu saat KS rugi. Coba juga mereka beberkan BUMN-BUMN yang lain, lalu bandingkan, atau jika perlu buka juga perusahaan-perusahaan swasta di luar BUMN yang terindikasi ngemplang pajak,” tegas Akhrom.

Maka dari itu pihaknya mencurigai ada pihak-pihak tertentu dibalik layar yang tidak menghendaki Silmy Karim terlihat berhasil dalam mengelola BUMN yang sedang sakit. Khususnya Krakatau Steel.

Kalau kita mau jujur, tambah Akhrom, justru di era Presiden Jokowi di bawah kepemimpinan Silmy Karim Krakatau Steel mulai merangkak naik untuk kembali menjadi industri baja dalam negeri yang disegani.

“Jadi kalau kurang paham sejarah sebaiknya diam. Atau kalau mau menilai sebaiknya tunjukkan sikap obyektif dalam melakukan penilaian terhadap sebuah kinerja agar rakyat tidak dibodohi,” tutup pria yang memiliki darah Banten dan Lampung ini. (RED | RED)