Otomotif

VinFast Tetap Lanjutkan Ekspansi Meski Rugi Triliunan Rupiah di Awal 2025

38

Produsen mobil listrik asal Vietnam, VinFast, tetap menjalankan ekspansi besar-besaran di tengah tekanan kerugian finansial. Pada kuartal pertama tahun 2025, perusahaan membukukan kerugian bersih sebesar US$712 juta atau sekitar Rp11,6 triliun. Meski demikian, perusahaan terus membuka pabrik baru dan memperluas pasar di kawasan Asia.

Langkah ini disebut sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk mencapai skala ekonomi dan efisiensi biaya produksi. VinFast menargetkan pengiriman 200.000 unit kendaraan listrik (EV) hingga akhir tahun ini.

Kerugian Meningkat, Penjualan Juga Naik

Mengutip laporan Reuters, meskipun kerugian meningkat, pendapatan VinFast melonjak menjadi US$656 juta atau naik 270% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah kendaraan yang dikirim pada kuartal pertama 2025 mencapai 36.000 unit, atau hampir tiga kali lipat dari periode yang sama tahun lalu.

Meski penjualan tumbuh signifikan, margin kotor VinFast masih tercatat negatif sebesar 35%, meski membaik dibandingkan tahun lalu yang berada di angka minus 58%.

Fokus Ekspansi di Kawasan Asia

VinFast baru saja membuka pabrik kedua di Provinsi Ha Tinh, Vietnam. Fasilitas ini dirancang untuk memproduksi hingga 200.000 unit mobil listrik per tahun. Selain itu, perusahaan juga tengah menyelesaikan pembangunan pabrik perakitan di India, serta merencanakan fasilitas serupa di Indonesia dan Filipina.

Dilansir dari Tech in Asia, langkah ekspansi ini dilakukan sebagai respons atas tantangan berat di pasar Amerika Serikat dan Eropa, yang menghadapi persaingan ketat, biaya tinggi, dan hambatan regulasi.

Ketergantungan pada Pendanaan Internal

VinFast hingga kini masih sangat bergantung pada pendanaan dari induk usaha mereka, Vingroup, serta dari pendirinya, Pham Nhat Vuong. Berdasarkan laporan keuangan per Maret 2025, kas perusahaan hanya tersisa sekitar US$96 juta, yang diperkirakan cukup untuk kebutuhan operasional jangka pendek.

Meski demikian, manajemen tetap optimistis terhadap prospek pasar kendaraan listrik di Asia Tenggara dan India, yang dinilai tumbuh pesat dan menjadi target utama ekspansi perusahaan.

Tantangan dan Peluang ke Depan

Pengamat menilai strategi ekspansi VinFast di tengah kerugian yang masih besar merupakan langkah berani sekaligus penuh risiko. Perusahaan dituntut untuk segera menekan biaya produksi, mengurangi beban subsidi internal, dan mencapai titik impas agar dapat bertahan dan berkembang di pasar kendaraan listrik global.

Exit mobile version