PSSI resmi menunjuk pelatih asal Belanda, Frank van Kempen, sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia U-20. Keputusan ini diumumkan langsung oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, di Jakarta, menyusul hasil kurang memuaskan di ajang Piala Dunia U-20 2025.
Menurut Erick, langkah ini merupakan bagian dari pembenahan menyeluruh agar pembinaan pemain muda tidak berhenti hanya di level kelompok umur.
“Kami ingin memastikan para pemain muda tidak hanya bagus di kelompok usia, tapi juga siap saat masuk U-23 dan senior,” kata Erick dalam rilis resmi di laman PSSI.
Latar Belakang Pelatih: Biasa Tangani Pemain Muda, Terbiasa Bangun Fondasi
Frank van Kempen dikenal sebagai pelatih yang fokus menangani pengembangan usia muda. Ia pernah menjadi asisten pelatih Timnas Belanda U-20, serta melatih sejumlah tim muda klub seperti Sparta Rotterdam U-21, VVV-Venlo II, dan Roda JC U-19.
Sejak 2014, Van Kempen juga aktif sebagai instruktur pelatih lisensi UEFA di bawah federasi sepak bola Belanda (KNVB). Pengalaman ini membuatnya terbiasa membentuk karakter dan kedisiplinan pemain sejak usia dini.
PSSI menilai rekam jejak tersebut sesuai dengan kebutuhan Timnas Indonesia U-20, yang tidak hanya memerlukan pelatih teknis, tetapi juga pembina jangka panjang.
Fokus: Bukan Sekadar Menang, Tapi Siapkan Fondasi
Penunjukan Van Kempen tidak semata mengejar hasil instan. PSSI menegaskan, fokus utamanya adalah membangun transisi yang lebih mulus dari U-20 menuju jenjang U-23 dan tim nasional senior.
“Tugas saya bukan hanya melatih pertandingan, tapi membangun kultur dan mentalitas. Indonesia punya banyak talenta, tapi perlu sistem yang mendukung,” ujar Van Kempen dalam sesi pengenalan di Jakarta.
Timnas U-20 dijadwalkan mengikuti Piala AFF U-19 2025 dan Kualifikasi Piala Asia U-20, dengan seleksi pemain akan dilakukan dari akademi-akademi Liga 1 dan EPA (Elite Pro Academy).
Evaluasi dan Harapan PSSI
Pasca kegagalan di Piala Dunia U-20 awal tahun ini, PSSI tidak memperpanjang kontrak Indra Sjafri dan memilih melakukan evaluasi total terhadap struktur dan arah pembinaan usia muda.
“Ini bukan soal siapa pelatihnya saja, tapi bagaimana kita membangun sistem jangka panjang yang mengalirkan pemain ke tim senior,” tegas Erick.
Setelah Gagal di Piala Dunia, Timnas U-20 Dipoles Pelatih Asing Berpengalaman
