Tutup Iklan
Berita

Webinar Gernas Literasi Digital Pelalawan Kupas Bahaya Pornografi Bagi Otak Anak

71
×

Webinar Gernas Literasi Digital Pelalawan Kupas Bahaya Pornografi Bagi Otak Anak

Sebarkan artikel ini

PELALAWAN, BERITARAYA – Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan SIBERKREASI menggelar Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Pelalawan dengan mengusung tema Bahaya Pornografi Bagi Perkembangan Otak Anak.

Seperti di lansir dari Indonesiaberita.com Pada Webinar Gernas Literasi Digital kali ini sungguh sangat istimewa yang pelaksanaannya bertepatan dengan sempena Hari Jadi Kabupaten Pelalawan yang ke 22 Tahun.

Berita Ini Di Sponsorin Oleh :
Scroll Ke Bawah Untuk Lihat Konten

Turut serta sebagai Narasumber Yaitu Sekretaris Komisi I DPRD Kabupaten Pelalawan H. Abdullah dan Direktur LEBAH (Literasi, Edukasi, Behavior, Assesment dan Holistic) Usamah Khan dan Moderator M. Nur Arifin.

Dalam Webinar ini Usamah Khan selaku narasumber menjelaskan dari hasil survei Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2017 mendapati bahwa ada tiga sumber dari konten Pornografi yaitu Internet, Komik, dan Media Sosial.

“Tidak bisa kita hindari dari tiga sumber konten Pornografi itu yaitu Internet 57 %, Komik 43 %, dan Medsos 34 %. Baik itu berbentuk gambar, video dan tulisan. Selain itu potensi anak serta remaja mengakses konten pornografi dipengaruhi oleh gaya hidup dan pola asuh dari sebagian orang tua, “jelas Usamah Khan, Selasa (12/10/2021).

Dampaknya, kata Usman ketika mengkonsumsi konten Pornografi sangat berpengaruh pada mental setiap anak atau remaja.

“Jika hal tersebut berlangsung terus menerus, akan menimbulkan perubahan fungsi otak termasuk emosi, kognisi, konsentrasi, persepsi diri, perilaku, disfungsi organ, jadi sebagai proteksinya kita selaku orang tua harus bisa mengontrol aktifitas anak ketika mengakses dunia digital saat ini,” pungkasnya.

Diwaktu yang sama, Sekretaris Komisi I DPRD Kabupaten Pelalawan H. Abdullah yang juga sebagai narasumber menjelaskan pada webinar kali ini ia menjelaskan tingkat konsumtif konten Pornografi paling rentan mengarah kepada usia yang lebih muda.

“Untuk pengosumsi konten pornografi berawal pada laki-laki 94.6%, pada perempuan 74.4% diusia 14 tahun pada pria dan wanita 16 tahun. Pada era digitalisasi ini tidak bisa kita bantah, karena untuk mengakses sebuah konten itu sangat bebas dan yang paling bahaya yaitu korelasi perilaku seks pranikah, kita tahu dampaknya bisa menyebabkan kecanduan dan sulit untuk dikontrol,” jelas H. Abdullah.

Selanjutnya H. Abdullah menjelaskan guna mencegah itu semua agar tidak berlarut-larut peran orang tua sangat diperlukan.

“Orang tua berkewajiban untuk mendidik anak berbasis agama dan pembentukan karakter yang baik. Beribadah, zikir, relaksasi akan mengoptimalkan kerja otak frontal sebagai fungsi kontrol diri menjadi model yang baik bagi anak berdasarkan teladan dari Rasulullah serta bersikap hangat dan suportif. Membangun hubungan yang responsif membantu anak memahami perasaan orang lain dan menjelaskan dampak Pornografi ini sangat berbahaya bagi orang lain ,” punkasnya.

Webinar Gernas Literasi Digital di Kabupaten Pelalawan kali juga diberi sesi tanya jawab oleh moderator yang diikuti oleh para peserta dan diakhiri dengan foto bersama secara daring. (RED | RED)

Artikel ini tayang pertama di Indonesiaberita.com