Tutup Iklan
Berita

Yusril Sebut Ucapan Menag Bikin Gaduh Dan Tidak Ada Manfaatnya

83
×

Yusril Sebut Ucapan Menag Bikin Gaduh Dan Tidak Ada Manfaatnya

Sebarkan artikel ini
Yusril Sebut Ucapan Menag Bikin Gaduh Dan Tidak Ada Manfaatnya

JAKARTA, BERITARAYA.ID – Yusril Ihza Mahendra mengomentari ucapan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qaumas tentang Kemenag bukan hadian kepada umat Islam tetapi hadiah khusu untuk Nahdlatul Ulama (NU).

Menurutnya ucapan Menag hanya bikin gaduh dan tidak ada manfaatnya.

Berita Ini Di Sponsorin Oleh :
Scroll Ke Bawah Untuk Lihat Konten

“Ucapan Menteri Agama Yaqut Cholil Qaumas tentang Kemeng bukan “hadiah” kepada umat Islam pada umumnya, tetapi hadiah khusus untuk NU hanya bikin gaduh saja. Ucapan seperti itu tidak ada manfaatnya bagi kemaslahatan umat Islam dari ormas manapun juga,” kata Yusril di akun Twitter saat dipantau Redaksi, Senin (25/10).

Baca Juga : Grebek Warung Kelontong, Warga dan LSM GANNAS bersama Babinsa Temukan Obat Terlarang

Pakar Hukum Tata Negara ini menyatakan malau kita gunakan istilah zaman Orde Baru dulu, ucapan Menag itu dapat mengganggu kerukunan internal umat beragama. Ia menambahkan padahal salah satu tugas Kementerian Agama adalah menjaga dan memelihara kerukunan internal dan antar umat beragama.

“Bagi saya yang mempelajari hukum tatanegara dan sejarah ketatanegaraan RI, keberadaan Kementerian Agama itu bukanlah “hadiah” dari siapapun. Keberadaan Kementerian Agama itu adalah konsekuensi logis dari negara berdasarkan Pancasila yang kita sepakati bersama,” jelas Yusril.

Baca Juga :Inilah 17 Dubes LBBP Yang Dilantik Presiden Jokowi

Selanjutnya Yusril menjelaskan bahwa Pancasila adalah jalan tengah antara negara “berdasarkan Islam” dengan negara sekular yang “memisahkan urusan keagamaan dengan urusan kenegaraan” seperti dikatakan Prof Supomo dalam sidang BPUPKI.

“Keberadaan Kementerian Agama telah diusulkan oleh Muhammad Yamin dalam sidang BUPKI,” jelasnya.

Lebih lanjut Yusril menyatakam di negara yang menjadikan Islam sebagai agama resmi negara seperti Malaysia, Raja (Yang Dipertuan Agung) adalah Ketua Agama Islam. Semua urusan keagamaan Islam ditangani langsung oleh negara.

Dirnya memegaskan sebaliknya di negara yang secara resmi menyatakan dirinya negara sekuler seperti Philipina, negara samasekali tidak terlibat menangani urusan agama. UUD Philipina tegas menyatakan separation of church and state. Negara dilarang mengalokasikan anggaran untuk agama apapun.

“Di negara kita, meskipun mayoritas Muslim, Islam tidak dinyatakan sebagai agama resmi negara seperti di Malaysia. Tetapi kita bukan negara sekular yang memisahkan urusan agama dari negara seperti Philipina. Negara bersikap pro-aktif mendukung terlaksananya ajaran-ajaran agama,” tegasnya.

Mantan Menteri Sekretaris Negara ini mengatakan negara berdasarkan Pancasila menjadikan ajaran-ajaran agama sebagai sumber motivasi dan inspirasi dalam membangun bangsa dan negara. Karena itu negara berkewajiban melayani dan memfasilitasi kepentingan umat bergama dalam melaksanakan tuntunan ajaran agamanya.

“Karena itulah saya mengatakan bahwa keberadaan Kementerian Agama bukanlah hadiah buat siapa-siapa. Keberadaan Kementerian Agama dengan tugas utama menangani menyelenggarakan dan memfasilitasi urusan agama itu adalah konsekuensi logis dari negara berdasarkan Pancasila,” ujar Yusril.

Masih kata Yusril konsep bernegara seperti itu adalah khas Indonesia yang berurat-berakar dari pengalaman sejarah berabad-abad lamanya. Karena itu, kita tidak perlu mencontoh bangsa lain. Kita punya problema sendiri yang perlu kita pecahkan sendiri, yang kita anggap sesuai dengan kira sendiri.

Sebab itu, Yusril menyampaikan pertahankan dan kembangkan keberadaan Kementerian Agama sebagai salah satu ciri khas konsep bernegara kita yang berdasarkan Pancasila. Menteri Agama seyogiyanya fokus menangani dan memecahkan berbagai problema keagamaan di negara kita.

“Omongan soal Kementerian Agama adalah hadiah buat umat Islam seluruhnya atau hadiah khusus bagi NU saja tidak ada gunanya. Omongan seperti itu hanya bikin gaduh, membuang energi dan tidak menguntungkan siapapun.,” tandasnya.

Tak lupa Yusril menunjukan link Sejarah Kementetian Agama di web Kemenag, katanya apa yang ditulis di aitu mendekati kebenaran sejarah.

“Saya tunjukkan link Sejarah Kementerian Agama di web Kementerian Agama sendiri. Apa yang ditulis di situ, hemat saya mendekati kebenaran sejarah pembentukan Kementerian Agama https://kemenag.go.id/artikel/sejarah,” pungkasnya.