BeritaNasional

Ini Kata Budiman Sudjatmiko Untuk Melawan Fasisme (Budaya) Impor

60
Ini Kata Budiman Sudjatmiko Untuk Melawan Fasisme (Budaya) Impor
JAKARTA, BERITARAYA.ID – Politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Budiman Sudjatmiko menanggapi terkait pemberitaan tentang cuitan Nicho Silalahi yang mengatakan wanita Kalimantan jadi budak seks, karena cuitan Nicho tersebuta membuat Suku Dayak marah.

“Pemfasisan Eropa lahir dr ide memurnikan suku/ras setempat. Di Indonesia fasis-fasisnya mendompleng agama dengan mengglorifikasi budaya ras asal agama tersebut. Kelas menengah kota menolaknya. Gugup. Lain cerita jika yang menolak itu suku-suku Nusantara,” kata Budiman di akun Twitter pribadinya, Sabtu (29/1/2022) beberapa jam yang lalu.

Selain beda akarnya, Budiman mengatakan di mana fasisme Eropa berdasar suku/ras setempat, mereka juga menjunjung sains teknologi.

“Watak ekspansionisnya sih sama. Faktor itu yang membuat fasisme Eropa cuma bisa dikalahkan dengan perang dari luar dengan alasan: demokrasi dan kemanusiaan,” ujarnya.

Budiman menambahkan sementara upaya pemfasisan Indonesia (karena asalnya dr budaya wilayah lain), tak perlu dihadapi dengan perang.

“Cukup dengan mempromosikan sains teknologi dan berpikir ilmiah (karena fasismenya tidak lahir dari tradisi ilmiah yang kuat) serta memperkuat budaya-budaya Nusantara,” tambahnya.

Mantan Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik ini mengatakan fasisme Eropa lebih berurat berakar karena itu perangnya bukan cuma ideologi tapi perang fisik. Dirinya menegaskan fasisme impor yang datang ke Indonesia cukup dengan perang ideologi.

“Temanya: kemanusiaan, kemajuan, ilmu pengetahuan dan tradisi. Kedepankan ilmu pengetahuan dan tradisi,” tegas Budiman.

Jika tradisi ilmu masih eksklusif (cuma di kalangan terdidik), menurut Budiman maka yang paling masif untuk bisa melawan fasisme (budaya) impor ini adalah pembangkitan budaya-budaya Nusantara, mulai dari mana?

“Bahasa! Seringlah berbahasa daerah dgn sesukumu (di luar acara resmi). Setelah itu apa?” ujarnya sambil bertanya.

Ini berkait dengan bahasa juga: baca karya-karya sastra sukumu. Budiman menyatakan jika tradisi tulisan sukumu tak kuat, bangkitkan lagi tradisi cerita lisannya

“Kenapa bahasa? Karena penemuan bahasa lah yang membuat manusia unggul atas gajah, singa, beruang, kadal dan lain-lain. Dari bahasa bisa kita kenali budaya manusia; Dari kalimat bisa kita kenali logika manusia; Dari kata bisa kita kenali emosi manusia,” jelasnya.

Selanjutnya mantan aktivis 98 ini mencontohkan makin sering kamu berbahasa Inggris, lambat lain budayamu, berlogikamu dan emosimu seperti orang-orang Inggris.

“Berlaku juga dengan bahasa Arab, Tionghoa, Bali, Bugis dan lain-lain. Terlebih jika berbahasamu sdh persis 100% sampai aksennya (bukan cuma tata bahasa dan kosa katanya),” tutur Budiman.

Lebih lanjut Budiman mengungkapkan jika caramu berbahasa sudah melekat sampai aksennya, maka kamu sudah sampai tingkat emosi memeluk budaya pengusung bahasa tersebut. Karena itu yang Jawa tetaplah Jawa, yang Dayak tetaplah Dayak, yg Komering tetaplah Komering dan lain-lain.

“Untuk jadi manusia bermartabat dan tak jadi korban fasisme impor: Pakailah bahasa matematika untuk ilmu pengetahuan. Pakailah bahasa resmi ibu pertiwi yang resmi di acara-acara resmi Pakailah bahasa ibu dengan rekan-rekan sesuku di acara-acara tak resmi.100% Indonesia! 100% Nusantara!” pungkasnya tegas.

Exit mobile version